Biarkan aku bercerita tentang
keajaiban – keajaiban Dikau, oh Cinta! Ijinkan
aku membuka pintu gaib dari makhluk, 
dengan ucapan! (1)
Jika kau bukan seorang pecinta, 
jangan pandang hidupmu adalah hidup.
Sebab, tanpa cinta segala perbuatan tidak 
akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti.
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan 
menjelma menjadi wajah yang 
memalukan di hadapan Tuhan. (8)
Barangsiapa melihat sesuatu 
Pada sebab – sebab, maka dia akan menjadi
Pemuja bentujk. Namun orang yang mampu 
menatap pada “Sebab Pertama”,maka dia
akan menemukan cahaya
yang memancarkan makna. (9)
Dunia manusia adalah batin
yang memiliki kemegahan. Karena itu wahai
sahabat, mungkinkah engkau menjadi 
bijak, sementara yang relatif terus kau jadikan pujaan? (11)
Orang yang bijaksana melihat 
ucapan bagaikan orang tua. Ia turun dari 
langit, karena itu ia bukanlah sesuatu
yang tak berharga. 
Ketika kau bicara dengan kata – kata kotor 
maka sekian banyak kata hanya bernilai 
satu. Namun bila kau bicara dengan baik maka satu kata akan memiliki nilai berlipat. 
Ucapan akan terkuak bagi engkau yang
mampu membuka hijab. Sehingga kau
tahu bahwa ia adalah sifat – 
sifat Tuhan Yang Maha Mencipta. (19)
Tuhan bergerak di mana – mana. 
Ia juga hadir dalam tiap gerak. Namun Tuhan 
tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu. 
Sebab wajahnya terpantul dalam 
keseluruhan ruang. Walaupun sebenarnya 
Tuhan itu mengatasi ruang. (26)
Tak berwarna merupakan asal 
segala warna. Tak berlukisan adalah asal dari 
semua lukisan. Dan tanpa kata – kata 
adalah asal dari segala kata. Itu semua 
bagaikan tambang yang merupakan asal 
dari logam. Karena itu saksikanlah! (27)
Kembalilah pada sejatimu, 
wahai hati! Karena jauh di dalam dirimu wahai 
hati, engkau akan menemukan jalan 
menuju Yang Maha Tercinta. (29)
Pasukan manusia lahir dari negeri roh. 
Akal menjadi penasehat dan hati menjadi 
rajanya. Suatu ketika, hati ingat negeri roh. 
Maka seluruh pasukan kembali 
ke dunia keabadian. (32)
Meskipun kalian telah berbuat seratus kebaikan, 
janganlah kalian pernah merasa aman dari 
tipu daya ciptaan Tuhan. Jika ingin melihat 
kepastian, basuhlah mata kalian. 
Sebab tipu daya Tuhan begitu tak terkirakan, 
sedang roh kalian hanya kesementaraan, 
kapankah kalian menangkapnya secara hakiki. (35)
Duhai wujud roh bentuk! 
Engkau telah mengahncurkan sekian 
banyak pemberhalaan. Namun karena gambaran Dikau adalah 
berhala, kami harus menjadi pemuja –
pemuja berhala. (38)
Burung  - burung kesadaran telah turun 
dari langit dan telah terikat pada bumi sepanjang 
dua atau tiga hari. Mereka merupakan 
bintang – bintang di langit agama yang 
dikirim dari langit ke bumi. 
Demikian pentingnya penyatuan dengan 
Tuhan secara sadar dan betapa 
menderitanya keterpisahan dengan-Nya. (40)

4 Juli 2011 pukul 00.37
selain seperangkat alat sholat..mas kawin yg tak kasih kepacarku dulu..salah satunya buku dari sang rumi.."yang mengenal dirinya, mengenal tuhannya"...mantev gan..post-nya di like buanget.