Suatu ketika, saya sedang mengoreksi beberapa buah laporan praktikum rapat massa. Saya mendapati beberapa praktikan menuliskan definisi rapat massa suatu benda sebagai perbandingan antara massa dan volume benda tersebut. Saya pun termenung, sepertinya ada kejanggalan dalam kalimat tersebut. Akhirnya saya melingkari kata "perbandingan" itu dengan pena bertinta merah.
Beberapa waktu kemudian, saya baru menemukan kesalahan dalam tulisan itu. Akar permasalahannya, menurut saya, ada pada simbol matematika yang biasa digunakan untuk menyatakan pembagian. Yakni "/". Simbol tersebut, sekali - sekali juga digunakan untuk menyatakan perbandingan antara dua buah objek matematis.
Dalam bentuk persamaan matematis, rapat massa suatu benda dapat ditulis sebagai m/V. Dengan, m mewakili massa dan V mewakili volume benda tersebut. Masalahnya adalah, meskipun kita dapat menotasikan pembagian dan perbandingan dengan lambang yang sama, "/", tetapi untuk melakukan yang sebaliknya perlu kehati - hatian.
Artinya, ketika simbol "/" muncul dalam sebuah persamaan matematis (yang menggambarkan relasi objek - objek fisis) tidak bisa langsung diartikan sebagai perbandingan -atau pembagian- secara sembarangan. Keduanya berbeda, meskipun batas yang memisahkan perbedaan tersebut agak kabur.
Dalam kasus definisi rapat massa, tanda "/" tidak bisa diartikan sebagai "perbandingan". Alasannya, rapat massa merupakan besaran tunggal yang tersusun atas dua besaran lain, yakni massa dan volume. Dalam konsep rapat massa, dimensi massa dan volume bergabung menjadi satu dimensi baru. Sementara "perbandingan", digunakan untuk menaksir kuantitas fisis (besaran fisika) dari suatu objek relatif terhadap kuantitas fisis objek lain yang lebih familiar.
Mungkin ini dimaksudkan untuk menggambarkan nilai kuantitas fisis itu dengan lebih sederhana. Ambil massa jenis relatif sebagai contoh. Massa jenis relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara rapat massa objek tertentu dengan rapat massa air. Tentu saja, rapat massa relatif sekadar bilangan murni, alias tak bersatuan.
Well, sekarang saya jadi tahu letak kesalahan kalimat dalam laporan tersebut.
(Sedikit ucapan terima kasih buat mas Ludwig Wittgenstein :D ...)