Syair seorang sufi kocak abad pertengahan Abu Nuwas (Abu Nawas) menjadi pembuka malam pertama bulan Ramadhan saya tahun ini. Syair itu dikenal dengan sebutan "Al-I'tiraaf" yang berarti "pengakuan". Konon, digubahnya syair ini berawal dari pertanyaan salah seorang murid Abu Nuwas tentang apakah seorang manusia dapat "menipu" Tuhannya. Abu Nuwas menjawab mungkin, yakni dengan cara membujuk-Nya dengan rayuan dan pujian. Lalu Abu Nuwas mulai menggubah syair yang hingga sekarang pun masih terkenal itu. Entah cerita itu benar atau tidak, yang jelas bagi saya adalah bahwa syair tersebut (terutama kalimat terakhirnya) sangat menyentuh.
Berikut syair Al-I'tiraaf beserta terjemahan bebasnya :
ِإِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم
Wahai Tuhanku, aku bukanlah penghuni surga # Tetapi aku juga tidak kuasa berada di neraka
فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم
Maka berilah aku ampunan dan ampunilah dosa - dosaku # Karena sesungguhnya engkaulah pengampun dosa - dosa besar
ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل
Dosa - dosaku sebanyak jumlah pasir di pantai # Maka berilah aku ampunan wahai Dzat Yang Mahaagung
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي
Dan umur ku berkurang setiap hari # Namun dosaku bertambah, bagaimana aku akan menanggungnya
إلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك
Tuhanku, hambamu yang (gemar) bermaksiat ini datang kepada-Mu # Dengan mengakui dosa, benar - benar telah memohon kepada-Mu
َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Jika Engkau hendak memberikan ampunan, maka itu adalah hak-Mu # Tetapi jika Engkau menolak, maka selain pada-Mu kepada siapa lagi aku harus berharap?