twitter


Membaca tulisan pak Agus Mustofa dalam buku beliau yang berjudul “Bersatu dengan Allah”, saya jadi tertarik untuk membuat analogi yang mirip. Dalam buku tersebut pak Agus melambangkan Tuhan sebagai himpunan semesta yang memuat semua jenis himpunan. Sehingga apapun yang tercapai dan tidak tercapai oleh pikiran kita termuat dalam himpunan tersebut. Dan tidak ada yang mampu memuat himpunan semesta itu.

Pada pelajaran kelas satu Tsanawiyah kemarin, guru matematika saya mengajarkan himpunan tingkat dasar, beliau memvisualisasikan himpunan dengan diagram untuk mempermudah pemahaman. Diagram itu dikenal dengan sebutan Diagram Venn. Selanjutnya, visualisasi ini nantinya akan memberikan kesimpulan bahwa makhluk memang tidak pernah lepas dari Sang Khaliq. Makhluk berada di dalam khaliq, atau dapat dikatakan manunggal. Sebaliknya, makhluk yang terpisah dari sang khaliq itu adalah pemahaman yang salah.

OK. Langsung saja, tinjau dua himpunan A dan B yang saling asing. B mempunyai lebih banyak anggota daripada A. Akibatnya diagram venn untuk B lebih besar dari A.

Karena A dan B saling asing, maka ada ruang kosong yang memisahkan keduanya. Artinya ada banyak anggota yang tidak termasuk anggota A, maupun menjadi anggota B. Dan sebanyak apapun anggota himpunan A dan B, anggota yang tidak terdaftar tadi masih jauh lebih banyak sebab ia berjumlah tak hingga.

Sekarang mari kita bayangkan, seandainya Tuhan terpisah dari makhluk maka keadaan-Nya akan seperti himpunan B. Sebesar apapun B dibanding A, tetap saja tidak lebih besar dari ruang kosong yang melingkupinya. Jika kita bersi keras mempertahankan hal ini, maka kita terpaksa menerima kesimpulan bahwa Tuhan tidak Maha Besar meskipun jauh lebih besar dari alam semesta dan segala isinya. Dan apa yang lebih besar dari Tuhan adalah kehampaan. Dengan kata lain, ukuran Tuhan dikalahkan oleh kekosongan. Pun pula, secara otomatis sifat Tuhan yang lain yaitu Maha Meliputi segala sesuatu akan luntur karena hal ini. Tentu saja itu mustahil bagi sebuah entitas yang kita beri nama “Tuhan”.

Sekarang kita periksa kemungkinan kedua-nya. Himpunan A berada dalam himpunan semesta B yang ditunjukkan dengan diagram Venn sebagai berikut :

Himpunan semesta B memuat segala himpunan yang ada termasuk A (karena itulah tidak tidak mempunyai batas).  Nampak bahwa A adalah himpunan bagian sejati dari B. Artinya bahwa setiap anggota A adalah anggota B juga, sementara ada anggota B yang tidak menjadi anggota A.

Dengan demikian, klaim bahwa Tuhan Maha Besar dan Maha Meliputi segala sesuatu harus diikuti dengan penjelasan bahwa Dia dan makhluk-Nya adalah bersatu. Namun bukan berarti makhluk adalah Tuhan. Mausia tetaplah manusia, sebuah ketiadaan jika dibandingkan dengan Dzat Tuhan. Karena yang ada itu hanya Dia semata, sementara alam dan segala isinya ini tak pernah ada relatif terhadap “pandangan-Nya”. Sepertinya ini tidak masuk akal, tapi lebih bisa diterima dibanding penjelasan pertama.

Yah, bagaimanapun teori ini hanyalah bagian proses berpikir yang mungkin saja salah. Karena itu Kang Tenso sangat berharap ada orang yang mau menyempurnakan sekiranya kurang sempurna atau bahkan membetulkan jika ternyata terbukti salah. Terima kasih…