twitter



Judul Buku : Islam dan Sains Modern (terj. Islam's Quantum Question: Reconciling Muslim Tradition and Modern Science)
Penulis : Nidhal Guessoum
Penerbit : Mizan

Isu - isu yang menyoal keterpaduan antara sains dan Islam semakin subur, bagaikan jamur di musim penghujan.Saya sempat membaca beberapa karya pakar - pakar integrasi Islam-sains sekaliber doktor atau guru besar yang membahas masalah cocoknya sumber - sumber tekstual Islam, khususnya Al-quran, dengan konsep - konsep sains modern. Pakar - pakar tersbut kemudian mengklaim kecocokan itu sebagai mukjizat. Sayangnya, beberapa kecocokan itu terlihat jelas sebagai "cocokologi" belaka, kemungkinan karena para mereka merambah terlalu jauh dari bidangnya dalam usaha untuk memadukan Al-quran dengan sains.

Berbeda dari para pakar tersebut, Prof. Nidhal Guessoum dalam bukunya yang berjudul Islam dan Sains Modern ini, berani mengusulkan gagasannya sendiri. Satu di antaranya adalah bahwa Al-quran dapat ditafsirkan secara bertingkat. Bahwa makna yang dapat diungkap dari ayat - ayat tertentu bergantung pada tingkat pengetahuan/pendidikan dan perkembangan zaman hidup penafsir. Sehingga seorang penafsir tertentu (dengan berbekal pengetahuan yang tepat), mungkin membaca fakta alam semesta dalam Al-quran tanpa megklaim adanya mukjizat apapun. Ini menjadi titik perbedaan antara Prof. Guessoum dengan para pakar integrasi sains-Islam yang lain, yang tentu saja, adalah bagian yang saya suka.

Keunikan lain yang dapat ditemui dalam buku tersebut, sementara banyak muslim yang menolak teori evolusi lantaran penafsiran mereka terhadap Al-quran menghasilkan kesimpulan bahwa teori itu tidak sesuai dengan "konsep Islam", Prof. Guessoum justru merangkul teori evolusi. Ditunjukkan pula bahwa beberapa ayat Al-quran mendukung teori kontrovesial itu alih - alih menolaknya.

Maka, rasanya tidak berlebihan jika saya katakan bahwa membaca Islam dan Sains Modern ini seolah menjadi angin segar di tengah gerah oleh sebab banyaknya pemaduan antara sumber - sumber tekstual Islam dengan konsep sains yang salah arah itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo komentar...