twitter


Pak doktor dari Jepang yang dua hari lalu memberikan workshop masalah image processing dalam fisika medis hari ini memberikan kuliah serupa, namun dalam versi yang lebih ringkas dan dengan peserta yang lebih banyak. Si mahasiswa berambut kusut itu pun turut mengikutinya.

Menurut daya tangkap si mahasiswa, gagasan inti yang disampaikan pak doktor itu adalah konsep yang disebutnya multidimensional image processing dalam fisika medis dapat dianggap sebagai ruang vektor. Pak Doktor juga menampilkan satu slide khusus yang berisi beberapa anak panah dengan ekor masing - masing anak panah bertemu. Hal itu menimbulkan kesan untuk memperkuat gagasannya. Namun kemudian beliau mengatakan bahwa satu anak panah tidak begitu bebas dari yang lain. Maka si mahasiswa bingung, andaikan benar bahwa objek yang diwakili oleh satu anak panah dijadikan sebagai salah satu anggota basis bagi ruang vektor yang sedang dibangun, maka masing - masing anak panah per-definisi harus saling bebas linier satu sama lainnya.

Selain itu, di akhir presentasi pak Doktor juga turut menampilkan beberapa slide presentasi yang diberinya judul "differential geometry". Slide - slide itu berisi beberapa rumus yang agaknya tidak asing bagi si mahasiswa. Ia tidak melihat rumus - rumus itu dengan jelas karena tempatnya duduk berjarak cukup jauh dari layar LCD, tapi ia yakin bahwa ia mengenal mereka. Matriks Hessian, kelengkungan Gauss, dan beberapa rumus khas geometri diferensal yang lain. Ketika pak Doktor menyinggung bahwa differential geometry digunakan dalam bidang fisika medis, dalam benak si mahasiswa pun muncul pertanyaan tambahan.

Maka ketika kesempatan kedua untuk bertanya diberikan oleh pak moderator, si mahasiswa kembali mengangkat tangan kanannya tinggi - tinggi. Setelah microphone diberikan, ia lalu berujar, "You showed a picture that contain some arrows, and you correlated some concepts in medical physics to a vector space. I'm sorry, I don't really understand medical physics because I'm not a medical physicist, but my question is are you sure that those arrows, are linearly independent each other in the mathematical sense? And my second question is, you showed us some differential geometry concepts and its relation to medical physics. So, how much we need differential geometry to do your research field? Arigato Gozaimasu."

Pak Doktor agak kebingungan sebentar seperti dua hari yang lalu. "Hm, are you asking a general question about medical physics?"

"Sorry, you showed us some arrows, and correlate it to vector space. But later you said that each arrow not really independent each other. If those arrows are not linearly independent each other then we can't regard them as multidimensional vector space." Balas si mahasiswa.

"They can be independent each other but not have to be in a linear way. It could be quadratic and so on.  Do you get my answer?"

"Waduh! ini maksudnya apa ya?" Batin si mahasiswa. Untuk mencegah kebingungan lebih jauh, mahasiswa memutuskan untuk mencukupkan diri dengan jawaban yang diberikan. "So, you said that they actually independent but shouldn't be in a linear way. Okay. And my second question, how much we need differential geometry in your field?"

"I don't really get your point. Do you mean how much we should understand mathematics or what?"

"I mean how much, or how deep or how far, we should understand differential geometry to do a research on your topics. As we know that in differential geometry, there are some concepts such as manifold theory, connection theory, fiber bundle and even more advanced concepts. Do we need those all?"

"Hmmm... The most important thing is to understand the main ideas, and to see wether there is some connections between math and medical physics. You don't need to understand each spesification."

Agaknya si mahasiswa sudah banyak memakan waktu, dan itu membuat pak moderator segera angkat bicara. "I think you should stop and give up the time for another question, and you can continue your discussion after this session is over."

"Hm, okay. Thank you very much." Si mahasiswa pun kembali duduk.

 
...

Ketika sesi coffe break berlangsung, si mahasiswa didatangi oleh pak moderator yang kemudian mengulurkan tangannya untuk dijabat. Kendati agak terkejut uluran tangan itu disambutnya juga.

"Sampeyan berarti orang teori ya?" tanya pak moderator.

"Iya Pak."

"Gimana? Tadi sudah ketemu orangnya apa belum?" Orang yang dimaksud pak moderator itu, tentu saja adalah pak doktor dari Jepang.

"Belum Pak. Kelihatannya beliau masih sibuk, mungkin nanti kalau sudah longgar saya akan menemui beliau."

"Tadi sepertinya bapak itu tidak begitu paham pertanyaanmu. Saya curiga kalau bapak itu mungkin hanya meminjam istilah saja dari matematika."

"Hm, mungkin," tanggap si mahasiswa singkat. Percakapan dengan pak moderator masih berlangsung hingga beberapa kalimat ke depan.

Sayang, sampai konferensi berakhir mahasiswa semester sembilan itu tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu pak doktor dari Jepang untuk melakukan konfirmasi lebih jauh.

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo komentar...