Galaksi yang memancarkan radiasi |
Pada 28 Maret 2011 satelit milik NASA mendeteksi adanya seberkas radiasi sinar gamma yang bersumber dari bintang Sw 1644+57 pada konstelasi Draco. Sinar yang biasanya menyertai ledakan supernova itu lebih terang daripada sinar sejenis yang pernah teramati sebelumnya.
Menurut sebuah tim astronom University of California, Berkeley, diperkirakan sinar tersebut merupakan "teriakan kematian" sebuah bintang yang ditelan lubang hitam masif. Pada 31 Maret Joshua Bloom, salah seorang spesialis ledakan radiasi sinar gamma menyatakan bahwa semburan itu sama sekali bukan sinar gamma seperti biasa, melainkan radiasi berenergi tinggi jenis lain yang dikeluarkan oleh bintang seukuran matahari kita ketika terkoyak oleh sebuah lubang hitam dengan massa sejuta kali lebih besar.
Analisa data yang cermat dan pengamatan selanjutnya oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Observatorium Sinar-X Candra telah mengkonfirmasi tafsiran Bloom. "Ini benar - benar berbeda dari semua peristiwa ledakan (bintang) yang kami saksikan sebelumnya," kata Bloom.
Yang membuat semburan sinar gamma Sw 1644+57 ini menarik adalah durasinya yang lama serta fakta bahwa ia memancar dari pusat sebuah galaksi yang jauhnya 4 milyar tahun cahaya dari bumi. Para astronom menjelaskan, karena kebanyakan -jika tidak semua- galaksi diduga mengandung lubang hitam masif pada pusatnya, maka semburan dengan durasi yang lama itu diperkirakan datang dari gangguan pasang surut (tidal distruption) sebuah bintang runtuh.
"Ledakan ini menghasilkan sejumlah besar energi selama selang waktu yang agak lama, dan peristiwa tersebut masih berlangsung hingga lebih dari dua setengah bulan kemudian," ungkap Bloom. "Itu karena lubang hitam mengoyak bintang itu sedikit - demi sedikit, sehingga massa yang berputar di sekitarnya seperti air yang terkuras, dan proses berputar ini melepaskan banyak energi. Sebagai perbandingan, dengan daya yang sekarang ini matahari kita membutuhkan 100 milyar tahun (sepuluh kali waktu hidupnya) untuk memproduksi energi sebesar itu.
Menurut Bloom, sekitar 10% massa bintang runtuh berubah menjadi energi dan diradiasikan dalam bentuk sinar-x atau sinar gamma dengan energi yang lebih tinggi. Secara kebetulan bumi berada di ujung sinar, itu sebabnya jet (pancaran) terlihat sangat terang.
Sebuah bintang mengintari lubang hitam, sebelum akhirnya ditelan. Bersamaan dengan itu, bintang melepaskan energinya (atau kehilangan massanya) dalam bentuk radiasi. |
Proses ini mirip quasar, yakni galaksi jauh yang memancarkan cahaya terang berenergi tinggi karena lubang hitam masif pada pusatnya menelan bintang dan mengirimkan pancaran sinar-x sepanjang sumbu rotasinya.
Gangguan pasang surut bintang oleh lubang hitam masif sebelumnya pernah terlihat memancarkan sinar-x, ultraviolet dan cahaya tampak, tetapi belum pernah terjadi pada tingkat sinar gamma. Karenanya Bloom menyatakan bahwa kejadian itu amat langka, mungkin sekali dalam 100 juta tahun dalam setiap galaksi yang diteliti. Menilik kembali observasi sebelumnya tentang kosmos, ia dan timnya tidak menemukan adanya bukti emisi sinar-x ataupun sinar gamma. Lantas mereka menyimpulkan bahwa ini adalah kejadian sekali seumur hidup (one-off event).
Para astronom menduga, emisi sinar gamma itu dimulai 24 atau 25 Maret di galaksi yang belum terdaftar pada pergeseran merah 0.3534 yang terletak pada jarak sekitar 3.8 miliar tahun cahaya. Meskipun intensitasnya telah berkurang, namun sinar itu masih tetap terang hingga kini. Tim yang dikepalai Bloom memperkirakan bahwa emisi akan memudar tahun depan.
Sumber :
http://motls.blogspot.com/2011/06/black-hole-devoured-star.html
http://www.sciencedaily.com/releases/2011/06/110616142709.htm
http://news.sciencemag.org/sciencenow/2011/06/scienceshot-powerful-jet-being.html