twitter


Pagi ini saya jalan - jalan ke pasar tiban sunmor UGM. Saya bersama beberapa kawan kos ketika berangkat. Entah kenapa setelah seorang kawan membeli baju baru seharga 70 ribuan, mood saya menjadi hilang. Entah kenapa melihat orang membeli baju baru itu menimbulkan kesan "it doesn't make sense" dalam pikiran pragmatis saya. Karena itulah, kemudian saya memutuskan untuk menelusuri sunmor sendirian.

Dari sekian banyak pedagang kaki lima, hanya satu saja yang mampu menarik perhatian saya, yakni seorang pedagang yang menjajakan dan menyebut dagangannya sebagai peralatan sulap. Berikut salah satu contoh barang dagangan penjual itu.

Si penjual mengatakan bahwa bagian sulapnya ada pada bagaimana mengaitkan dan memisahkan benda - benda tersebut. Kontan saja saya tertarik. Alih - alih memandang barang - barang itu sebagai peralatan sulap, saya justru melihatnya dari sisi matematis. Bentuk topologis, kink, link, semacam itulah.

Dalam hati, saya segera mempunyai keinginan untuk membeli beberapa pasang. Namun ada baiknya saya mencoba untuk memecahkan "misteri sulap"-nya di tempat sembari berdialog dengan si penjual. Sebagaimana penjual - penjual lainnya yang berupaya agar daganannya laku, dia mulai mengumbar beberapa cerita terkait peralatan sulapnya itu. Saya yakin sebagian besar hanya karangan saja, akan tetapi yang saya butuhkan hanya izin si penjual untuk berada di tempat itu selama saya mau, dan dia juga tidak ada masalah dengan hal itu.

Saya asyik dengan pekerjaan yang saya sebut sebagai "eksperimen topologi" itu sampai tidak terasa beberapa jam telah berlalu. Hampir semua misteri peralatan sulap yang dijanjakan dan menarik bagi saya (karena kaitannya dengan topologi) sudah saya pecahkan. Awalnya saya ingin membeli beberapa buah, tetapi karena tantangannya sudah terlewati akhirnya saya hanya membeli satu saja; sepasang paku bengkok di atas...

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo komentar...