Posted in
Label:
Filsafat,
Fisika,
Fisika Klasik,
Laplace,
Lintas Ilmu
Fisikawan abad ke-18 Pierre-Simon, Marquis de Laplace pernah menulis buku berjudul Mekanika Benda-Benda Langit (Mechanique Celeste) yang di dalamnya dia menjelaskan pergerakan benda-benda langit dengan berpijak pada landasan fisis hasil rumusan Newton pada periode sebelumnya. Menurut Laplace, konsekuensi dari fisika newtonan adalah determinisme. Jika kita hendak memrediksikan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (atau telah terjadi), kita cukup tahu posisi dan momentum setiap partikel yang ada di alam semesta pada suatu waktu. Jika suatu saat kecerdasan seperti itu ada, maka dalam bahasa Laplace, tidak ada yang tidak pasti baginya.
Kesimpulan ini memunculkan kisah tentang pertemuan antara Laplace dengan Napoleon. Kisah itu menyebutkan bahwa Jendral Perancis tersebut menanyakan kenapa Laplace tidak menyertakan Tuhan dalam buku tentang alam semesta yang telah ditulisnya. Laplace kemudian menjawab bahwa dia tidak membutuhkan hipotesis semacam itu. Artinya, menurut Laplace tidak ada "sosok" di atas sana yang mengendalikan segala hal di alam semesta. Ini jelas merupakan tantangan bagi agamawan pada masa itu. Karena perannya yang mengancam keberadaan konsep tuhan, "kecerdasan" yang disinggung Laplace itu kemudian disebut dengan Iblis Laplace (Laplace's Demon).
|
Pierre-Simon, Marquis de Laplace (1749-1827) adalah matematikawan dan fisikawan berkebangsaan Perancis yang banyak menyumbangkan gagasan pada kalkulus interal, kalkulus diferensial serta astronomi. |
Hari ini kita mempunyai fisika baru yang belum ada pada masa hidup Laplace, yaitu fisika kuantum. Dengan berpegang pada fisika kuantum yang salah satu pernyataan terkenal di dalamnya mengatakan bahwa kita tidak mungkin mengetahui posisi dan momentum partikel secara bersamaan sekaligus seratus persen akurat, kita dapat menyimpulkan bahwa Iblis Laplace tidak akan pernah ada.
Kendati demikian, sebenarnya gagasan tentang Iblis Laplace menimbulkan masalah serius dalam dirinya sendiri. Andaikan kita dapat membangun sebuah mesin yang mampu mencatat atau merekam posisi dan momentum setiap partikel di alam semesta berikut menghitung posisinya pada sembarang waktu berdasarkan fisika newtonian.
Mesin tersebut boleh menyimpan informasi dalam bentuk apapun, catatan di atas kertas, batu tulis bahkan hardisk raksasa. Akan tetapi dalam kaitannya dengan peran untuk meniadakan "agen luar yang ikut campur dalam cara alam semesta bekerja", mesin tersebut harus merupakan bagian dari alam semesta juga. Di sinilah letak kesulitannya, sebab mesin tersebut harus mampu mencatat setiap posisi dan momentum partikelnya sendiri. Dengan kata lain, mesin yang mampu memerikan dirinya sendiri di samping seluruh benda entitas fisis lain di alam semesta. Sulit kiranya membayangkan adanya mesin seperti itu, maka wajarlah jika kita ucapkan sayang sekali Iblis Laplace tidak pernah dapat mewujud.