Ketahuilah bahwa segala urusan
dan pekerjaan selain merenungkan Wajah
Tuhan di jalan ini, adalah kekafiran dan
pengingkaran atas Kebenaran. Seketika
Engkau tunjukkan Roman Muka, tercurilah
akal dari keyakinan.
Dalam setiap penjuru, roh Al – Hallaj melihat
tiang – tiang gantungan. Engkau telah
menjadikan roh gila dan hati menjadi
lautan. Bagaimana mungkin hati pergi
pada kekasih yang lain? (182)
Tatkala Engkau mempertontonkan
sebutir partikel Wajah-Mu, maka jubah darwis
maupun ikat pinggang Nasrani taka akan lagi
berada di muka bumi.
Manakala Engkau tunjukkan Wajah-Mu
pada seseorang dalam dua dunia, ia
akan ditelan api dan tiada yang tersisa
kecuali kepedihan-Mu.
Jika Engkau lemparkan hijab yang menutupi
Wajah-Mu, tidak aka nada lagi jejak – jejak
wajah rembulan dan matahari.
Dengan anggur Cinta-Mu,
segala yang tertidur akan ditelan api. Tiada sesuatu
pun kecuali Engkau yang akan selalu
diselubungi rahasia. (183)
Karena demi memadamkan
kecemburuan, Tuhan mengajarkan pada
Adam nama – nama. Segalanya merupakan
Keseluruhan yang terselubung
bagian – bagian.
Kecemburuan mengarahkan pada
“yang lain”. Sesungguhnya tak ada yang
lain itu, tapi mengapa Tuhan Yang Maha Esa
menampakkan yang satu sebagai dua?
Mulut penuh dengan rahasia – rahasia dari
Yang Gaib. Lalu, apa yang
mencegahnya bicara? (184)
Kau berkata “Siang dan malam
aku selalu melakukan shalat.” Tapi
mengapa, wahai saudaraku, kata – katamu
bukanlah shalat? (187)
Baik kau menelan agama atau kekafiran,
kau tetap saja akan memuntahkannya bagai seekor
anjing. Sebab, keberagamaan dan
kekafiranmu nyata – nyata hanya karena iblis.
Hingga saat kematian yang bagai cuka busuk
mencengkeram tenggorokanmu, kau
akan meraung dan berteriak bagaikan
iblis berkumur!
Teruslah mengintari tempat roti
dan menjilati meja bagai seekor lalat. Maka
sampai hari kebangkitan, kau akan berada
dalam lingkaran iblis. (193)
Sibukkan dirimu dengan diri rohani!
Lalu jadilah rembulan – rembulan yang
menyembunyikan perawan – perawan yang
akan menampakkan teofani dari
balik jilbab mereka!
Meski kau akan kehilangan dirimu
dan dunia. Namun di luar dirimu sendiri dan
dunia, kau akan terkenal. (194)
Akal menelan bius dari tangan Cinta,
maka lihatlah kegilaannya!
Dan kini akal dan Cinta sama – sama gila.
Disebabkan cintanya pada sungai, danau
yang mengalir menjelma menjadi samudera.
Karena itu musnahlah ia.
Manakala ia mencapai Cinta akan tampak
baginya lautan darah. Dan akal duduk di
tengah – tengah genangan darah.
Gelombang darah menerjang kepalanya,
melemparkannya dari enam penjuru arah.
Menuju Tanpa Arah.
Manakala ia telah sepenuhnya sirna, secepat
kilat ia mengambil tempat dalam Cinta.
Kemudian sirna hingga mencari tempat di
mana tak ada di langit dan di bumi. (200)
Biarkan pikiran pergi,
dan jangan bawa dia masuk ke dalam hati.
Sebab engkau telanjang, dan pikiran
adalah udara beku.
Engkau berpikir untuk bisa lari
dari derita dan kesusahan, padahal justru
pikiranmu itulah sesungguhnya yang
merupakan mata air kesusahan.
Ketahuilah bahwa bazaar Binaan Tuhan di
luar pikiran. Coba renungkan akibat – akibatnya,
duhai engkau yang dikuasai oleh api!
Lihatlah Jalan bagaimana bentuk – bentuk bisa
melayang. Dan perhatikan Aliran yang
menjalankan perputaran roda langit,
Keindahan Wajah bunga yang menjadikan
wajah – wajah hati membara bagai bunga –
bunga, itulah Sumber segala godaan.
Ia berasal dari dagu dan pipi para pecinta
yang menyala!
Beratus – ratus ribu burung terus terbang
dengan bahagia dari hakikat, inilah beratus
ribu anak panah yang terus meluncur
dari satu Busur. (203)